Tukang Pecel Naik Haji

Tukang Pecel Naik Haji

Membaca judulnya mungkin anda mengira kalau ini sequel dari serial tv "Tukang Bubur Naik Haji".
Jangan buru-buru meninggalkan artikel ini yah karena ini adalah kisah nyata yang terjadi jauh sebelum film/serial tv itu ada.

Ini adalah kisah seorang nenek renta penjual pecel yang mangkal didepan perusahaan tempat saya kerja dulu. Yah,memang kisahnya mirip dengan Tukang Bubur yang itu sih,cuman agak sedikit berbeda.Terus terang saya nggak gitu nyimak cerita tukang bubur itu jadi nggak tahu dia bisa naik haji gara-gara jualan bubur atau dapet rejeki nomplok. Nggak tahu deh.

Kembali ke nenek renta penjual pecel tadi,sebut saja namanya Pok Romlah. Beliau berjualan pecel dari muda,sehingga sangat terkenal di wilayah itu. Kualitas sayuran dan rasa pecelnya yang enak juga membuatnya awet berjualan di lapaknya yang hanya berada di pinggir jalan dengan bangunan sederhana dengan atap dari campuran seng dan terpal berwarna biru. Tapi toh itu tidak mengurangi niat para pelangganya yang kebanyakan karyawan pabrik.

Dari hasil berjualan pecel itu Pok Romlah membuka rekening di salah satu kantor cabang Bank BRI dekat rumahnya. Sedari muda dia telah menyisihkan penghasilannya yang nggak seberapa itu untuk ditabung.

Jumlah setorannya nggak banyak hanya sekitar 20.000 sampai 50.000 saja.Waktu masih muda lebih kecil lagi tentunya. Tapi Pok Romlah melakukan itu sedari muda dan tidak pernah menarik tabungannya itu. Hingga usianya renta beliau masih terus menabung seperti kebiasaannya dulu.

Hingga hari itu saat dia menyetorkan rejeki hasil berjualan pecelnya,beliau diberi tahu oleh petugas Bank tentang saldo tabungannya. "Bu,tabungannya udah banyak nih,mau dipakai naik haji atau gimana nih?" Pok Romlah yang nggak gitu bisa baca tulis itu diberitahu saldo tabungannya sampai hari itu

Alangkah terkejutnya beliau karena tabungannya telah mendekati 100 juta. Beliau sangat bahagia dan segera mendaftarkan diri untuk naik haji dan tak lupa berbagi rejeki dengan keluarga dan orang-orang disekitarnya.

Ada beberapa hal yang saya pelajari dari kisah ini;

  • Menabung itu nggak perlu nungguin uang kita banyak,tapi sisihkan sedikit demi sedikit asal rutin dan konsisiten untuk menabung dan juga nggak gatel buat narik tabungan kita,maka suatu hari kita akan bisa memetik hasil yang memuaskan dari tabungan kita
  • Bahwa cita-cita untuk naik haji bagi umat muslim itu sama pentingnya dengan cita-cita untuk mengejar keinginan duniawi kita. Bahkan harusnya dijadikan prioritas dari sekedar memiliki rumah mewah,kendaraan mewah,beli gadget mahal dan lain-lain
  • Bahwa untuk mencapai tujuan kita tidak perlu nunggu kita menjadi besar dan hebat tapi lakukan saja dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan
Jadi mari menabung....!!" Meski itu artinya cuman menyisihkan uang recehan sisa jajan kita kedalam celengan.
"bang bing bung yok kita nabung,tang ting tung yook jangan dihitung,tau-tau kita semua dapat untung.."yeeee..........!"


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel