Bahaya Polusi Kembang Api Bagi Lingkungan,Manusia Dan Hewan

Bahaya Polusi Kembang Api Bagi Lingkungan,Manusia Dan Hewan

Perayaan tahun baru dan hari raya besar di dunia maupun Indonesia,selalu identik dengan pertunjukkan kembang api dan petasan. Ada yang dilakukan sendiri-sendiri,maupun yang berupa "pesta kembang api" yang diselenggarakan pemerintah dan korporasi.

Sejarah Kembang Api

Melansir dari History.com,kembang api pertama kali ditemukan di China. Seorang ahli kimia mencampurkan saltpeter,arang,belerang dan zat kimia lain,lalu dimasukkan ke dalam bambu. Bambu itu kemudian dilempar ke arah api yang kemudian menimbulkan ledakan.
Bahan-bahan kimia tersebut kemudian dikenal sebagai bubuk mesiu.

Setelah itu baru mereka mencoba media tabung dari kertas sebagai pembungkusnya. Pada abad ke 10 mereka menempelkan bubuk bom mentah ke anak panah,untuk ditembakkan kepada musuh.
Baru 200 tahun kemudian masyarkat China mempelajari bagaimana menembakkan bahan peledak tersebut ke udara dan terciptalah kembang api.

Pada abad ke 13 masyarakat Eropa mengenal formula bubuk mesiu ini dari para penjelajah dan diplomat,kemudian menjadikannya sebagai bahan untuk membuat bom. Sedangkan bubuk mesiu yang halus dijadikan kembang api.

Kembang api dan petasan bagi masyarakat Cina tidak hanya dinyalakan dalam perayaan hari-hari besar,tapi juga sebagai penangkal roh jahat.

Dampak Negatif Kembang Api Bagi Lingkungan,Manusia dan Hewan

1. Bagi Lingkungan

Kembang api yang diledakkan dalam skala besar,secara bersamaan hampir diseluruh dunia,baik oleh perorangan maupun korporasi,pasti meninggalkan jejak polusi udara yang tak bisa dianggap enteng.

2. Bagi Manusia

Bayangkan begitu banyaknya partikel halus dari bubuk mesiu ini berterbangan diudara dan dibarengi dengan suara yang keras. Orang-orang akan menghirup udara berpolusi tersebut. Bagi para penderita sakit asma dan jantung,polusi suara dan udara ini tentu memicu penyakit mereka kambuh.

3. Bagi Hewan atau Binatang

Ini yang paling memprihatinkan,polusi udara dan suara yang menggelegar di langit malam tentu akan menyakiti telinga hewan yang memang lebih sensitif dari kita. Hal ini menimbulkan kecemasan dan ketakutan tidak hanya pada hewan liar diluar sana,bahkan bagi hewan peliharaan dirumah.

Mungkin kebiasaan menyalakan kembang api sulit kita hilangkan dari kebiasaan perayaan besar seperti tahun baru dan lebaran. Setidaknya meminimalisir penyalaan kembang api yang seperlunya saja. Tidak perlu terus-terusan dan berulang-ulangapalagi dilain hari.

Pikirkan lingkungan,kesehatan orang lain dan makhluk lemah lain seperti binatang,yang sama-sama berada dan hidup di bumi. Happy New Year 2019 :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel